PROPOSAL
PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN AL QUR’AN DENGAN
METODE DESKRIPTIF DAN STRATEGI KLASIKAL BACA, SIMAK, MEMAHAMI AYAT ALQUR'AN
DI PENGAJIAN KANAK-KANAK MASJID JAMI NURUL IMAN CIKEMBAR
Dosen
Dasep Hanan,
Drs., M.Pd.I
Dibuat untuk memenuhi Tugas Mandiri
Ujian Akhir Sekolah
Pada mata kuliah
Teknik Penyusunan Karya Ilmiah
Disusun oleh:
Nama :
Fitri Riani
Kelas :
III B/Karyawan
No Ujian : 16171.0206
NIM :
2015.1026/007.14.1605.15
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUKABUMI
Jl.
Lio Balandongan Sirnagalih
No.74 Kel.Citamiang Telp(0266)224566
Kota Sukabumi 1435
Peningkatan Mutu Pembelajaran Al Qur’an Dengan Metode Deskriptif dan Strategi Klasikal Baca, Simak, Memahami ayat Alqur'an Di Pengajian Kanak-Kanak Masjid Jami Nurul Iman Cikembar
Proposal Penelitian
Judul : Peningkatan Mutu Pembelajaran Al Qur’an Dengan Metode Deskriptif dan Strategi Klasikal Baca, Simak, Memahami ayat Alqur'an Di Pengajian Kanak-Kanak
Masjid Jami Nurul Iman Cikembar
A.
Latar Belakang Masalah
Belajar Al Qur’an merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim, begitu
juga mengajarkannya. Balajar membaca Al Qur’an sampai baik dan benar, sesuai
dengan kaidah qiraat dan tajwid perlu dilakukan sejak usia dini, baik dilakukan
di Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ), madrasah, maupun pengajian.
Pembelajaran Al Qur’an yang terjadi di Pengajian Kanak-Kanak Masjid
Jami Nurul Iman Cikembar masih bersifat konvensional, yaitu dengan teknik sorogan atau individual.
Santri membaca secara individu maju satu persatu kepada ustadz sesuai halaman
masing-masing. Selesai membaca dihadapan ustadz, santri mengulang bacaannya
sendiri beberapa kali.
Kondisi seperti itu menimbulkan beberapa permasalahan, yaitu pertama
santri tidak diberi kesempatan untuk menyimak bacaan orang lain. Kedua, tidak
ada kompetisi di antara sesama santri. Ketiga, tempo belajar hanya beberapa
menit saja dari satu jam yang tersedia. Keempat, kesempatan untuk mengoreksi
bacaan teman tertutup. Kelima, kelas menjadi bising, sehingga belajarnya santri
kurang nyaman. Keenam, kurang terfokusnya pelajaran tajwid dan bacaan ghorib.
Atas dasar kenyataan inilah, maka perlu dicari alternatif lainnya dengan
melakukan inovasi dan pendekatan, baik itu dalam penggunaan media ataupun
metode penyampaian sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung aktif,
efektif, dan menyenangkan.
Penelitian ini difokuskan untuk mengatasi faktor internal yang diduga
menjadi penyebab rendahnya tingkat kemampuan santri membaca Al Qur’an
berdasarkan kaidah qira’at dan tajwid, yaitu kurangnya inovatif
dan kreativitas ustadz dalam menggunakan metode pembelajaran Al Qur’an sehingga
kelas menjadi monoton dan membosankan. Salah satu metode yang mampu menjadikan
pembelajaran Al Qur’an menjadi aktif, efektif, kondusif, dan menyenangkan
adalah metode Klasikal Baca Simak memahami ayat Alqur'an. Melalui metode
Klasikal Baca Simak memahami ayat Alqur'an ini, santri bukan dijadikan sebagai
objek pembelajaran, melainkan sebagai subjek pembelajaran. Santri diajak untuk
mengoreksi bacaan temannya dan membenarkannya bila terjadi salah membaca.
Dengan cara demikian, terjadi kompetisi di antara santri siapa yang terbaik
dalam membaca Al Qur’an dan peningkatan kualitas bacaan santri maupun kualitas
mengoreksi bacaan Al Qur’an
B.
Rumusan Masalah
Perumusan
masalah dari Proposal
Penelitian ini adalah :
1. Apa pengertian pengajaran Alqur'an, Metode
Deskriptif, dan strategi pembelajaran Alqur'an ?
2. Bagaimana Penerapan Metode Deskriptif ?
3. Bagaimana
pengembangan atau langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menggunakan metode
Klasikal Baca Simak memahami pada
pembelajaran Al Qur’an?
4. Apakah
penerapan metode Klasikal Baca Simak memahami
dapat meningkatkan kemampuan santri dalam belajar membaca Al Qur’an?
C.
Tujuan dan kegunaan atau Manfaat penelitian
1. Tujuan
a. Penelitian ini
dilaksanakan untuk mengetahui apakah santri tuntas belajarnya jika diajar dengan menerapkan metode Klasikal
Baca Simak Memahami pada pembelajaran Al Qur’an
di Pengajian Masjid Nurul Iman Cikembar
b. Berbagi ilmu dalam berfastabikul Qoirah
2. Kegunaan atau manfaat
Adapun
manfaat hasil penelitian ini, yaitu:
a. Bagi Pengajar
1) Hasil
penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi guru yang mengajarkan cara membaca
Al Qur’an, yaitu guru akan memiliki gambaran pembelajaran Al Qur’an yang
efektif, mengidentifikasi permasalahan yang timbul di kelas, sekaligus mencari
solusi pemecahannya, serta dapat digunakan untuk menyusun program penilaian
efektivitas pembelajaran Al Qur’an pada tahap berikutnya.
2) Pembiasaan menyampaikan pengetahuan,
pendidikan penanaman nilai-nilai Alqur'an pada santri sebagai petunjuk pedoman
dalam seluruh kehidupan
b. Bagi Santri
1) Santri
lebih kompetitif dengan temannya. Kemampuan menyimak dan mengoreksi bacaan Al
Qur’an semakin meningkat. Santri lebih nyaman belajar Al Qur’an.
2) Sumber motivasi memberikan dorongan
mengingkatkan kualitas dalam memahami dan mengamalkan isi dari Alqur'an sebagai
pedoman hidup manusia
D.
Kerangka Berfikir
1. Pengertian
Pengajaran Al-Qur’an
Pengertian pengajaran
adalah sebagai berikut:
a.
Pengajaran
Pengajaran dapat
diartikan sebagai tindakan mengajar atau mengajarkan yang berarti bahwa terjadi
proses transformasi pengetahuan dari pendidik pada anak didik secara
berkesinambungan dan berulang-ulang, serta membutuhkan keseriusan dan berlatih
setiap huruf-huruf dan bacaannya.
b.
Alqur'an
Adapun beberapa
pendapat dalam pengertian Al-Qur‟an menurut istilah antara lain:
1)
Al-Qur‟an adalah firman
Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan membacanya termasuk
ibadah.
2)
Menurut Hasbi
Ash-Shiddiqy, Al-Quran adalah kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad yang ditulis dalam mushaf, yang berbahasa arab yang telah dinukilkan
(dipindahkan) kepada kita dengan jalan yang mutawattir, yang dimulai dengan
surat Al-Fatihah disudahi dengan surat An-Nas.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengajaran
Al-Qur‟an adalah pemberian ilmu pengetahuan atau ketrampilan membaca dari
seorang pendidik kepada orang lain (anak didik), sehingga anak didik dapat
memiliki pengetahuan dan pengertian dalam membaca Al-Qur‟an dengan baik, dimana
hal tersebut membutuhkan waktu yang lama dan melalui proses berulang-ulang.
2. Metode Deskriptif Pendidikan Islam
Menjelaskan dan menguraikan sebagai mana adanya
ajaran-ajaran islam yang dibawa nabi Muhammad SAW, dalam al-qur’an dan hadist
yang berhubungan dengan pendidikan yang tujuannya memahami,maknanya.
Sesuai dengan Q.S Al Ahzab : 21
ôs)©9 tb%x. öNä3s9 Îû ÉAqßu «!$# îouqóé& ×puZ|¡ym `yJÏj9 tb%x. (#qã_öt ©!$# tPöquø9$#ur tÅzFy$# tx.sur ©!$# #ZÏVx. ÇËÊÈ
21. Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.
3. Penerapan Metode dalam Belajar Alqur'an
Metode belajar Alqur'an
idealnya memiliki panduan tertentu dan dilaksanakan dengan konsisten.
Konsistensi ini penting untuk membangun sistem metode yang kuat dengan prinsip
memudahkan bagi murid. Namun pada kasus-kasus tertentu seorang guru Al Quran
menghadapi kondisi yang khusus dan memerlukan penanganan berbeda. Guru Al Quran
dalam menghadapi perbedaan karakter kelompok atau murid menghadapi tantangan
untuk dapat menerapkan variasi-variasi metode belajar Al Quran. Gaya belajar
visual diterapkan pada saat murid memperhatikan tulisan pada alat peraga atau
buku. Gaya belajar auditori diterapkan pada saat murid mendengarkan bacaan guru
dengan Teknik 1 (guru membaca murid mendengar). Sedangkan gaya belajar
kinestetik diterapkan pada saat murid menunjuk tulisan yang sedang dibaca pada
buku.
Keunikan metode belajar
Alqur'an adalah murid diajak untuk mempraktikkan gaya belajar ini secara
bersamaan. Terutama gaya belajar visual dan auditori. Hal ini karena metode
belajar Al Quran bersifat praktis. Murid dapat mencapai kompetensi jika menerapkan
gaya belajar melihat tulisan, mendengar bacaan, menunjuk, dan yang lebih
penting dari tiga gaya belajar ini adalah gaya belajar dengan lisan atau
verbal. Gaya belajar lisan adalah gaya belajar inti yang harus diterapkan dalam
semua bagian dari proses belajar Alquran sebagaimana yang diterapkan oleh
Rasulullah dan para sahabat beliau.
4.
Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip
pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi
pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada
dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan
diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya,
pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery
learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina
Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi
pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi
pembelajaran deduktif.
5.
Langkah-langkah dalam menggunakan metode Klasikal Baca Simak memahami pada pembelajaran Al Qur’an
Klasikal
Baca Simak memahami
Semua siswa menerima pelajaran yang sama, dengan cara
membaca bersama-sama setiap halaman judul, dilanjutkan membaca individu 1 – 2
baris pada halaman latihan secara bergantian (dari halaman 1– akhir ) pada pokok pelajaran tadi,
yang lainnya menyimak bersama-sama dengan guru.
Dimulai dari pokok pelajaran awal sampai semua anak lancar,
jika baru sebagian anak yang membaca, tapi halaman latihan pada pokok pelajaran
habis, maka kembali lagi kehalaman pada pokok pelajaran I dan baru pindah
kepokok pelajaran berikut setelah yang pertama tuntas.
Dalam metode ini guru bisa mengajarkan 2 s.d 3, bahkan 4
pokok pelajaran setiap hari. Jika seluruh halaman dalam qur'an sudah terbaca, maka siswa yang
sudah memahami diteskan. Sedang yang belum memahami diulang dari awal lagi dengan cara
seperti diatas, dan kenaikan tetap individu.
Contohnya :
Mengajarkan jilid II SD dengan jumlah murid = diatas
Mulai dari pokok pelajaran I
a.
Surah Al Qur'an diterangkan dan diberi contoh tentang
ayat-ayat yang harus dibaca sampai betul-betul paham
b.
Semua anak membaca bersama-sama dua
atau tiga kali balikan ayat-ayat Al Qur'an yang sudah ditetapkan harus dibaca
c.
Selanjutnya dibaca secara bergantian oleh
seluruh anak, dari ayat
awal-akhir, masing-masing satu s.d dua ayat dan disimak oleh anak yang lain
bersama-sama gurunya
d.
Jika memungkinkan untuk menambah ayat
berikutnya,
hari itu juga ditambah dengan cara seperti pokok pelajaran I
e.
Hari esok tinggal melanjutkan pokok
pelajaran (surah Alqur'an lain) berikutnya
f.
Anak yang baru masuk langsung ikut
menyesuaikan yang lama.
Kekurangan dan kelebihan metode
Kalsikal Baca Simak Memahami
a.
Kelebihan :
1)
Lebih lancar membaca
2)
Menyimak terus
3)
Kelas tertib dan Praktik
Belajar Mengajar
lancar
4)
Lebih kritis terhadap bacaan
teman-temannya
5)
Lebih banyak berkonsentrasi
6)
Pengajaran lebih fleksibel karena
banyak pilihan
b.
Kekurangan :
1)
Kurang baik diterapkan pada anak TK
soalnya harus fokus, sedangkan anak TK masih harus menggunakan pembelajaran
dengan kebebasan dan strategi balajar sambil bermain.
2)
Wali murid susah mengetahui secara
pasti halaman ayat Al qur'an yang sedang dipelajarinya
6.
Penigkatan Pembelajaran
Menggunakan Metode Klasikal Baca, Simak, Memahami Ayat Al-qur'an
a.
Setting Penelitian
Penelitian ini berbasis Ruangan Luas dengan lokasi kelas Al Qur’an Masjid
Jami Nurul iman Cikembar Akan dilaksanakan tahun 2017 yang melibatkan 20 santri.
b.
Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah santri pengajian Qur’an Masjid Jami Nurul iman
Cikembar
c.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data dalam Proposal penelitian ini ada dua, yaitu
instrumen tes dan non tes:
1)
Tes
Tes digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan pembelajaran Al Qur’an
pada Masjid Jami Nurul iman Cikembar, tahun 2017 yang berjumlah 20 santri. Pada
setiap siklus guru memberikan tes untuk mengukur kemampuan santri dalam
penguasaan membaca Al Qur’an.
2)
Non Tes
Teknik non tes yang dipilih pada penelitian ini ada 3 yaitu observasi,
wawancara, dan jurnal. Observasi digunakan untuk mengetahui tentang respon dan
sikap santri terhadap pemahaman pokok pembelajaran Al Qur’an, respon dan sikap
santri terhadap strategi Klasikal Baca Simak memahami.
Wawancara digunakan untuk mengetahui tanggapan dan sikap santri dalam
pelaksanaan strategi Klasikal Baca Simak Memahami, penyebab santri kurang dapat
berpartisipasi dalam proses pembelajaran, dan motivasi yang menjadikan santri
bersemangat mengikuti proses strategi Klasikal Baca Simak memahami.
Jurnal digunakan untuk mengetahui berbagai gejala yang muncul dan
tercatat atau terekam pada saat penerapan strategi Klasikal Baca Simak Memahami
baik yang bersifat maju maupun mundur untuk mengadakan perbaikan pada siklus
berikutnya.
|
Obeservasi
|
=>
|
wawacara
|
=>
|
Jurnal
|
d.
Validitas Data
Hasil belajar (nilai tes) yang divalidasi instrumen tes menentukan
validasi teoritik maupun validasi empirik (analisis kualitatif dan
kuantitatif). Proses pembelajaran (observasi dan wawancara) yang divalidasi
datanya melalui trianggulasi, baik sumber maupun metoda.
Untuk kepentingan keabsahan data, penelitian ini menggunakan teknik
trianggulasi, yaitu pengujian validitas data dengan cara membandingkan dan
mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu
dan alat berbeda, dengan metode kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan jalan:
1)
membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara,
2)
membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang
dikatakan secara pribadi,
3)
membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan
apa yang dikatakannya sepanjang waktu,
4)
membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat
dan pandangan orang di berbagai tingkatan,
5)
membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan (Lexy J. Moleong, 2002 : 178)
e.
Indikator Kinerja
Penelitian ini adalah penelitian tindakan Praktik (PTP) artinya
penelitian dengan berbasis pada memperaktikan belajar mengajar Al Qur'an.
Dengan penelitian ini diperoleh manfaat berupa perbaikan praksis yang meliputi
penanggulangan berbagai masalah belajar santri dan kesulitan mengajar oleh
guru.
Untuk mengevaluasi ada tidaknya dampak positif terhadap tindakan,
diperlukan kriteria keberhasilan, yang ditetapkan sebelum tindakan dilakukan. Dari kegiatan refleksi ini, diperoleh ketetapan tentang
hal-hal yang telah tercapai menjadi bahan dalam merencanakan kegiatan siklus
berikutnya.
Indikator kinerja dari data kuantitatif ditetapkan kriteria bahwa
semakin meningkat perolehan hasil tes pada kategori diatasnya menunjukkan
kriteria peningkatan pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini. Jadi
seumpama pada siklus ke-2 kategori sangat paham lebih besar daripada siklus
ke-1 berarti terjadi peningkatan yang positif sebagaimana terlihat pada tabel 1
berikut ini:
Tabel 1. Tabel
nilai hasil postes untuk dua siklus
|
KATEGORI
|
KETERANGAN
|
FREKUENSI
NILAI
|
|
Siklus 1
|
Siklus 2
|
|
A
|
Lancar tanpa
salah dan punya kemampuan lebih dari temannya
|
|
|
|
B
|
Lancar tanpa
salah
|
|
|
|
C
|
salah 1 – 2 X
|
|
|
|
D
|
salah 3 X
|
|
|
|
E
|
salah lebih
dari 3 X
|
|
|
|
JUMLAH
|
|
|
Indikator kinerja dari data kualitatif ditetapkan bahwa peningkatan
partisipasi responden (santri) dan peningkatan sikap positif baik dari segi
kualitas maupun kuantitasnya sebagai indikator peningkatan pembelajaran yang
positif, dari siklus ke siklus. Jika terjadi sebaliknya maka sebagai
indikasi kurang berhasil dalam perlakuan Penelitian Tindakan Kelas ini.
f. Prosedur Penelitian
PTP dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian berdaur 4 tahap, yaitu
(1) merencanakan, (2) melakukan tindakan, (3) mengamati (observasi), dan (4)
merefleksi.
Tindakan penelitian ini dilakukan dalam dua siklus sebab setelah
dilakukan refleksi yang meliputi analisis dan penilaian terhadap proses
tindakan, akan muncul permasalahan atau pemikiran baru sehingga perlu dilakukan
perencanaan ulang, pengamatan ulang, tindakan ulang serta dilakukan refleksi
ulang.
Siklus ke-1 bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan membaca Al
Qur’an, yang kemudian digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan tindakan
pada siklus ke-2. Sedangkan siklus ke-2 dilakukan untuk mengetahui peningkatan
kemampuan membaca Al Qur’an setelah dilakukan perbaikan terhadap pelaksanaan
pembelajaran yang didasarkan pada refleksi siklus ke-2.
Kesimpulan diambil atas dasar
perubahan hasil tes dan non tes antara siklus ke-1 ke siklus berikutnya.
Dari perubahan hasil tes, jika menunjukkan kenaikan positif secara signifikan
berarti terjadi peningkatan hasil pembelajaran. Tetapi jika sebaliknya, maka
perlu refleksi dan perbaikan pelaksanaan model pembelajaran yang diterapkan
antara siklus selanjutnya. Sedangkan perubahan hasil non tes baik dari observasi,
wawancara, maupun jurnal, diungkap apa adanya sesuai hasil yang telah terkumpul
sebagai perbandingan antara siklus ke-1 dengan siklus berikutnya.
g. Pelaksanaan Dan Penjadwalan
Berikut ini adalah jadwal pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.
a. Kegiatan Siklus I
1) Persiapan : 9 Januari 2017
2) Pelaksanaan : 11 januari 2017
3) Refleksi : 12 Januari 2017
b. Kegiatan Siklus II
1) Persiapan : 13 Januari 2017
2) Pelaksanaan : 13 Januari 2017
3) Refleksi : 14 Januari 2017
Daftar Pustaka
2.
http://fitririanii.blogspot.co.id/search?updated-min=2017-01
4.
Tafsir, Ahmad. 1995. Metodologi Pengajaran Al-Qur’an
Islam. Bandung: Rosdakarya
5. http://pembelajaranalquran.wordpress.com/2009/08/26/varias-variasi-metode-belajar-al-quran-menciptakan-pembelajaran-al-quran-yang-memudahkan/
(tanggal 5 Juni 2011)
6.
DEPAG RI, Terjemahannya
Bab I, (Surabaya: Surya Cipta Aksara, 1993), hlm. 16
7.
Lihat:
http://smacepiring.wordpress.com/2008/03/10/beda-strategi-model-pendekatan-metode-dan-teknik-pembelajaran/
(tanggal 21 Juni 2011)
8.
lib.uin-malang.ac.id/files/thesis/abstract/04110173.ps
(tanggal 20 Juni 2011)