Selasa, 31 Januari 2017

Sifat wajib, mustahil, jaiz Allah

Sifat Wajib  Bagi Allah adalah sifat-sifat yang pasti dimiliki oleh Allah dan wajib ada pada Allah.

Berikut di bawah ini akan Hijavers paparkan sifat wajib bagi Allah beserta artinya :

1. Wujud artinya ada

2. Qidãm berarti Terdahulu

3. Baqa' artinya Kekal

4. Mukhalafu lil hawãditsi, artinya Berbeda Dengan Mahluk-Nya (ciptaan-Nya).

5. Qiyãmuhu binafsihi artinya Berdiri Sendiri

6. Wahdãniyah artinya Esa

7. Qudrat artinya Mahakuasa

8. Irãdat artinya Berkehendak

9. 'Ilmu artinya Mengetahui

10. Hayat artinya Hidup

11. Sama' artinya Mendengar

12. Basar artinya Melihat

13. Kalãm artinya Maha Berfirman.

14. Qadiran artinya Maha kuasa

15. Muridan artinya Maha Berkehendak

16. Aliman artinya Maha Mengetahui

17. Hayyan artinya Maha hidup

18. Sami’an artinya Maha Mendengar

19. Bashiran artinya Maha Melihat

20. Mutakalliman artinya Maha Berkata-kata.

Selain sifat wajib bagi Allah ternyata ada juga sifat mustahil bagi Allah yang wajib kita ketahui.

Sifat Mustahil Bagi Allah adalah sifat-sifat yang pasti tidak dimiliki oleh Allah dan wajib tidak ada pada Allah. Dan berikut adalah sifat-sifat mustahil bagi Allah beserta penjelasannya :

1. Adãm artinya Tidak ada

2. Hudus artinya baru

3. Fana artinya Rusak

4. Mumãtsalatsu lil hawãditsi, artinya Sama dengan makhluk yang lain atau hal yang baru.

5. Ihtiyãjun ilã gairihi artinya Membutuhkan makhluk lain.

6. Ta'addud artinya berjumlah

7. 'Ajzun artinya Lemah

8. Karãhah artinya Terpaksa

9. Jahlun artinya Bodoh

10. Mautun artinya Mati

11. Summun artinya Tuli

12. 'Umyun artinya Buta

13. Bukmun artinya Bisu.

14. ‘Ajizan artinya Maha lemah

15. Mukrahan artinya Maha terpaksa

16. Jahilan artinya Maha bodoh

17. Mayyitan artinya Maha mati

18. Ashamma artinya Maha tuli

19. A’ma artinya Maha buta

20. Abkama artinya Maha Bisu

Dan penjelasan terakhir yang akan hijavers paparkan yaitu mengenai Sifat Jaiz Bagi Allah.

Sifat Jaiz Bagi Allah adalah sifat yang mungkin boleh dimiliki dan boleh tidak dimiliki oleh Allah SWT.

Sifat Jaiz Allah hanya ada satu yaitu Fi’lu kulli mumkinin au tarkuhu, artinya  Allah itu berwenang untuk menciptakan dan berbuat sesuatu atau tidak sesuai dengan kehendak-Nya.

Kamis, 12 Januari 2017

Proposal Penelitian



PROPOSAL
PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN AL QUR’AN DENGAN METODE DESKRIPTIF DAN STRATEGI KLASIKAL BACA, SIMAK, MEMAHAMI AYAT ALQUR'AN DI PENGAJIAN KANAK-KANAK MASJID JAMI NURUL IMAN CIKEMBAR

Dosen
Dasep Hanan, Drs., M.Pd.I

Dibuat untuk memenuhi Tugas Mandiri Ujian Akhir Sekolah
Pada mata kuliah Teknik Penyusunan Karya Ilmiah








                                                         

Disusun oleh:  
Nama               : Fitri Riani 
Kelas               : III B/Karyawan 
No Ujian         : 16171.0206
NIM                : 2015.1026/007.14.1605.15
                         
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUKABUMI
Jl. Lio Balandongan Sirnagalih No.74 Kel.Citamiang Telp(0266)224566  
Kota Sukabumi 1435 


Peningkatan Mutu Pembelajaran Al Qur’an Dengan Metode Deskriptif dan Strategi Klasikal Baca, Simak, Memahami ayat Alqur'an Di Pengajian Kanak-Kanak Masjid Jami Nurul Iman Cikembar

Proposal Penelitian
Judul            :  Peningkatan Mutu Pembelajaran Al Qur’an Dengan Metode Deskriptif dan Strategi Klasikal Baca, Simak, Memahami ayat Alqur'an Di Pengajian Kanak-Kanak Masjid Jami Nurul Iman Cikembar
A.           Latar Belakang Masalah
Belajar Al Qur’an merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim, begitu juga mengajarkannya. Balajar membaca Al Qur’an sampai baik dan benar, sesuai dengan kaidah qiraat dan tajwid perlu dilakukan sejak usia dini, baik dilakukan di Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ), madrasah, maupun pengajian.
Pembelajaran Al Qur’an yang terjadi di Pengajian Kanak-Kanak Masjid Jami Nurul Iman Cikembar  masih bersifat konvensional, yaitu dengan teknik sorogan atau individual. Santri membaca secara individu maju satu persatu kepada ustadz sesuai halaman masing-masing. Selesai membaca dihadapan ustadz, santri mengulang bacaannya sendiri beberapa kali.
Kondisi seperti itu menimbulkan beberapa permasalahan, yaitu pertama santri tidak diberi kesempatan untuk menyimak bacaan orang lain. Kedua, tidak ada kompetisi di antara sesama santri. Ketiga, tempo belajar hanya beberapa menit saja dari satu jam yang tersedia. Keempat, kesempatan untuk mengoreksi bacaan teman tertutup. Kelima, kelas menjadi bising, sehingga belajarnya santri kurang nyaman. Keenam, kurang terfokusnya pelajaran tajwid dan bacaan ghorib.
Atas dasar kenyataan inilah, maka perlu dicari alternatif lainnya dengan melakukan inovasi dan pendekatan, baik itu dalam penggunaan media ataupun metode penyampaian sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung aktif, efektif, dan menyenangkan.
Penelitian ini difokuskan untuk mengatasi faktor internal yang diduga menjadi penyebab rendahnya tingkat kemampuan santri membaca Al Qur’an berdasarkan kaidah qira’at dan tajwid, yaitu kurangnya inovatif dan kreativitas ustadz dalam menggunakan metode pembelajaran Al Qur’an sehingga kelas menjadi monoton dan membosankan. Salah satu metode yang mampu menjadikan pembelajaran Al Qur’an menjadi aktif, efektif, kondusif, dan menyenangkan adalah metode Klasikal Baca Simak memahami ayat Alqur'an. Melalui metode Klasikal Baca Simak memahami ayat Alqur'an ini, santri bukan dijadikan sebagai objek pembelajaran, melainkan sebagai subjek pembelajaran. Santri diajak untuk mengoreksi bacaan temannya dan membenarkannya bila terjadi salah membaca. Dengan cara demikian, terjadi kompetisi di antara santri siapa yang terbaik dalam membaca Al Qur’an dan peningkatan kualitas bacaan santri maupun kualitas mengoreksi bacaan Al Qur’an
B.           Rumusan Masalah
Perumusan masalah dari Proposal Penelitian ini adalah :
1.      Apa pengertian pengajaran Alqur'an, Metode Deskriptif, dan strategi pembelajaran Alqur'an ?
2.      Bagaimana Penerapan Metode Deskriptif ?
3.      Bagaimana pengembangan atau langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menggunakan metode Klasikal Baca Simak memahami pada pembelajaran Al Qur’an?
4.      Apakah penerapan metode Klasikal Baca Simak memahami dapat meningkatkan kemampuan santri dalam belajar membaca Al Qur’an?
C.           Tujuan dan kegunaan atau Manfaat penelitian
1.      Tujuan
a.       Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui apakah santri tuntas belajarnya  jika diajar dengan menerapkan metode Klasikal Baca Simak Memahami  pada pembelajaran Al Qur’an di Pengajian Masjid Nurul Iman Cikembar
b.      Berbagi ilmu dalam berfastabikul Qoirah

2.      Kegunaan atau manfaat
Adapun manfaat hasil penelitian ini, yaitu:
a.       Bagi Pengajar
1)      Hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi guru yang mengajarkan cara membaca Al Qur’an, yaitu guru akan memiliki gambaran pembelajaran Al Qur’an yang efektif, mengidentifikasi permasalahan yang timbul di kelas, sekaligus mencari solusi pemecahannya, serta dapat digunakan untuk menyusun program penilaian efektivitas pembelajaran Al Qur’an pada tahap berikutnya.
2)      Pembiasaan menyampaikan pengetahuan, pendidikan penanaman nilai-nilai Alqur'an pada santri sebagai petunjuk pedoman dalam seluruh kehidupan
b.      Bagi Santri
1)      Santri lebih kompetitif dengan temannya. Kemampuan menyimak dan mengoreksi bacaan Al Qur’an semakin meningkat. Santri lebih nyaman belajar Al Qur’an.
2)      Sumber motivasi memberikan dorongan mengingkatkan kualitas dalam memahami dan mengamalkan isi dari Alqur'an sebagai pedoman hidup manusia
D.           Kerangka Berfikir
1.      Pengertian Pengajaran Al-Qur’an
Pengertian pengajaran adalah sebagai berikut:
a.    Pengajaran
Pengajaran dapat diartikan sebagai tindakan mengajar atau mengajarkan yang berarti bahwa terjadi proses transformasi pengetahuan dari pendidik pada anak didik secara berkesinambungan dan berulang-ulang, serta membutuhkan keseriusan dan berlatih setiap huruf-huruf dan bacaannya.

b.   Alqur'an
Adapun beberapa pendapat dalam pengertian Al-Qur‟an menurut istilah antara lain:
1)      Al-Qur‟an adalah firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan membacanya termasuk ibadah.
2)      Menurut Hasbi Ash-Shiddiqy, Al-Quran adalah kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad yang ditulis dalam mushaf, yang berbahasa arab yang telah dinukilkan (dipindahkan) kepada kita dengan jalan yang mutawattir, yang dimulai dengan surat Al-Fatihah disudahi dengan surat An-Nas.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengajaran Al-Qur‟an adalah pemberian ilmu pengetahuan atau ketrampilan membaca dari seorang pendidik kepada orang lain (anak didik), sehingga anak didik dapat memiliki pengetahuan dan pengertian dalam membaca Al-Qur‟an dengan baik, dimana hal tersebut membutuhkan waktu yang lama dan melalui proses berulang-ulang.
2.      Metode Deskriptif Pendidikan Islam
Menjelaskan dan menguraikan sebagai mana adanya ajaran-ajaran islam yang dibawa nabi Muhammad SAW, dalam al-qur’an dan hadist yang berhubungan dengan pendidikan yang tujuannya memahami,maknanya.
Sesuai dengan Q.S Al Ahzab : 21
ôs)©9 tb%x. öNä3s9 Îû ÉAqßu «!$# îouqóé& ×puZ|¡ym `yJÏj9 tb%x. (#qã_ötƒ ©!$# tPöquø9$#ur tÅzFy$# tx.sŒur ©!$# #ZŽÏVx. ÇËÊÈ  
21. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.
3.      Penerapan Metode dalam Belajar Alqur'an
Metode belajar Alqur'an idealnya memiliki panduan tertentu dan dilaksanakan dengan konsisten. Konsistensi ini penting untuk membangun sistem metode yang kuat dengan prinsip memudahkan bagi murid. Namun pada kasus-kasus tertentu seorang guru Al Quran menghadapi kondisi yang khusus dan memerlukan penanganan berbeda. Guru Al Quran dalam menghadapi perbedaan karakter kelompok atau murid menghadapi tantangan untuk dapat menerapkan variasi-variasi metode belajar Al Quran. Gaya belajar visual diterapkan pada saat murid memperhatikan tulisan pada alat peraga atau buku. Gaya belajar auditori diterapkan pada saat murid mendengarkan bacaan guru dengan Teknik 1 (guru membaca murid mendengar). Sedangkan gaya belajar kinestetik diterapkan pada saat murid menunjuk tulisan yang sedang dibaca pada buku.
Keunikan metode belajar Alqur'an adalah murid diajak untuk mempraktikkan gaya belajar ini secara bersamaan. Terutama gaya belajar visual dan auditori. Hal ini karena metode belajar Al Quran bersifat praktis. Murid dapat mencapai kompetensi jika menerapkan gaya belajar melihat tulisan, mendengar bacaan, menunjuk, dan yang lebih penting dari tiga gaya belajar ini adalah gaya belajar dengan lisan atau verbal. Gaya belajar lisan adalah gaya belajar inti yang harus diterapkan dalam semua bagian dari proses belajar Alquran sebagaimana yang diterapkan oleh Rasulullah dan para sahabat beliau.
4.      Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.
5.      Langkah-langkah dalam menggunakan metode Klasikal Baca Simak memahami pada pembelajaran Al Qur’an
Klasikal Baca Simak memahami
Semua siswa menerima pelajaran yang sama, dengan cara membaca bersama-sama setiap halaman judul, dilanjutkan membaca individu 1 – 2 baris pada halaman latihan secara bergantian (dari halaman 1– akhir ) pada pokok pelajaran tadi, yang lainnya menyimak bersama-sama dengan guru.
Dimulai dari pokok pelajaran awal sampai semua anak lancar, jika baru sebagian anak yang membaca, tapi halaman latihan pada pokok pelajaran habis, maka kembali lagi kehalaman pada pokok pelajaran I dan baru pindah kepokok pelajaran berikut setelah yang pertama tuntas.
Dalam metode ini guru bisa mengajarkan 2 s.d 3, bahkan 4 pokok pelajaran setiap hari. Jika seluruh halaman dalam qur'an sudah terbaca, maka siswa yang sudah memahami diteskan. Sedang yang belum memahami diulang dari awal lagi dengan cara seperti diatas, dan kenaikan tetap individu.
Contohnya :
Mengajarkan jilid II SD dengan jumlah murid = diatas
Mulai dari pokok pelajaran I
a.       Surah Al Qur'an diterangkan dan diberi contoh tentang ayat-ayat yang harus dibaca sampai betul-betul paham
b.      Semua anak membaca bersama-sama dua atau tiga kali balikan ayat-ayat Al Qur'an yang sudah ditetapkan harus dibaca
c.       Selanjutnya dibaca secara bergantian oleh seluruh anak, dari ayat awal-akhir, masing-masing satu s.d dua ayat dan disimak oleh anak yang lain bersama-sama gurunya
d.      Jika memungkinkan untuk menambah ayat berikutnya, hari itu juga ditambah dengan cara seperti pokok pelajaran I
e.       Hari esok tinggal melanjutkan pokok pelajaran (surah Alqur'an lain) berikutnya
f.       Anak yang baru masuk langsung ikut menyesuaikan yang lama.
Kekurangan dan kelebihan metode Kalsikal Baca Simak Memahami
a.       Kelebihan :
1)       Lebih lancar membaca
2)      Menyimak terus
3)       Kelas tertib dan Praktik Belajar Mengajar lancar
4)       Lebih kritis terhadap bacaan teman-temannya
5)      Lebih banyak berkonsentrasi
6)      Pengajaran lebih fleksibel karena banyak pilihan

b.      Kekurangan :
1)      Kurang baik diterapkan pada anak TK soalnya harus fokus, sedangkan anak TK masih harus menggunakan pembelajaran dengan kebebasan dan strategi balajar sambil bermain.
2)      Wali murid susah mengetahui secara pasti halaman ayat Al qur'an yang sedang dipelajarinya

6.      Penigkatan Pembelajaran Menggunakan Metode Klasikal Baca, Simak, Memahami Ayat Al-qur'an
a.       Setting Penelitian
Penelitian ini berbasis Ruangan Luas dengan lokasi kelas Al Qur’an Masjid Jami Nurul iman Cikembar Akan dilaksanakan tahun 2017 yang melibatkan 20 santri.
b.      Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah santri pengajian Qur’an Masjid Jami Nurul iman Cikembar
c.       Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data dalam Proposal penelitian ini ada dua, yaitu instrumen tes dan non tes:
1)      Tes
Tes digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan pembelajaran Al Qur’an pada Masjid Jami Nurul iman Cikembar, tahun 2017 yang berjumlah 20 santri. Pada setiap siklus guru memberikan tes untuk mengukur kemampuan santri dalam penguasaan membaca Al Qur’an.
2)      Non Tes
Teknik non tes yang dipilih pada penelitian ini ada 3 yaitu observasi, wawancara, dan jurnal. Observasi digunakan untuk mengetahui tentang respon dan sikap santri terhadap pemahaman pokok pembelajaran Al Qur’an, respon dan sikap santri terhadap strategi Klasikal Baca Simak memahami.
Wawancara digunakan untuk mengetahui tanggapan dan sikap santri dalam pelaksanaan strategi Klasikal Baca Simak Memahami, penyebab santri kurang dapat berpartisipasi dalam proses pembelajaran, dan motivasi yang menjadikan santri bersemangat mengikuti proses strategi Klasikal Baca Simak memahami.
Jurnal digunakan untuk mengetahui berbagai gejala yang muncul dan tercatat atau terekam pada saat penerapan strategi Klasikal Baca Simak Memahami baik yang bersifat maju maupun mundur untuk mengadakan perbaikan pada siklus berikutnya.
Obeservasi
  =>
wawacara
   =>
Jurnal
d.      Validitas Data
Hasil belajar (nilai tes) yang divalidasi instrumen tes menentukan validasi teoritik maupun validasi empirik (analisis kualitatif dan kuantitatif). Proses pembelajaran (observasi dan wawancara) yang divalidasi datanya melalui trianggulasi, baik sumber maupun metoda.
Untuk kepentingan keabsahan data, penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi, yaitu pengujian validitas data dengan cara membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat berbeda, dengan metode kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan jalan:
1)       membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara,
2)       membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi,
3)       membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu,
4)       membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang di berbagai tingkatan,
5)       membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan  (Lexy J. Moleong, 2002 : 178)
e.       Indikator Kinerja
Penelitian ini adalah penelitian tindakan Praktik (PTP) artinya penelitian dengan berbasis pada memperaktikan belajar mengajar Al Qur'an. Dengan penelitian ini diperoleh manfaat berupa perbaikan praksis yang meliputi penanggulangan berbagai masalah belajar santri dan kesulitan mengajar oleh guru.
Untuk mengevaluasi ada tidaknya dampak positif terhadap tindakan, diperlukan kriteria keberhasilan, yang ditetapkan sebelum tindakan  dilakukan. Dari kegiatan  refleksi ini, diperoleh ketetapan tentang hal-hal yang telah tercapai menjadi bahan dalam merencanakan kegiatan siklus berikutnya.
Indikator kinerja dari data kuantitatif ditetapkan kriteria bahwa semakin meningkat perolehan hasil tes pada kategori diatasnya menunjukkan kriteria peningkatan pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini. Jadi seumpama pada siklus ke-2 kategori sangat paham lebih besar daripada siklus ke-1 berarti terjadi peningkatan yang positif sebagaimana terlihat pada tabel 1 berikut ini:
Tabel 1. Tabel nilai hasil postes untuk dua siklus
KATEGORI
KETERANGAN
FREKUENSI NILAI
Siklus 1
Siklus 2
A
Lancar tanpa salah dan punya kemampuan lebih dari temannya


B
Lancar tanpa salah


C
salah 1 – 2 X


D
salah 3 X


E
salah lebih dari 3 X


JUMLAH



Indikator kinerja dari data kualitatif ditetapkan bahwa peningkatan partisipasi responden (santri) dan peningkatan sikap positif baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya sebagai indikator peningkatan pembelajaran yang positif, dari siklus ke siklus. Jika terjadi sebaliknya maka sebagai indikasi kurang berhasil dalam perlakuan Penelitian Tindakan Kelas ini.
f.       Prosedur Penelitian
PTP dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian berdaur 4 tahap, yaitu (1) merencanakan, (2) melakukan tindakan, (3) mengamati (observasi), dan (4) merefleksi.
Tindakan penelitian ini dilakukan dalam dua siklus sebab setelah dilakukan refleksi yang meliputi analisis dan penilaian terhadap proses tindakan, akan muncul permasalahan atau pemikiran baru sehingga perlu dilakukan perencanaan ulang, pengamatan ulang, tindakan ulang serta dilakukan refleksi ulang.
Siklus ke-1 bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan membaca Al Qur’an, yang kemudian digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan tindakan pada siklus ke-2. Sedangkan siklus ke-2 dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca Al Qur’an setelah dilakukan perbaikan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang didasarkan pada refleksi siklus ke-2.
Kesimpulan diambil atas dasar  perubahan hasil tes dan non tes antara siklus ke-1 ke siklus berikutnya. Dari perubahan hasil tes, jika menunjukkan kenaikan positif secara signifikan berarti terjadi peningkatan hasil pembelajaran. Tetapi jika sebaliknya, maka perlu refleksi dan perbaikan pelaksanaan model pembelajaran yang diterapkan antara siklus selanjutnya. Sedangkan perubahan hasil non tes baik dari observasi, wawancara, maupun jurnal, diungkap apa adanya sesuai hasil yang telah terkumpul sebagai perbandingan antara siklus ke-1 dengan siklus berikutnya.
g.      Pelaksanaan Dan Penjadwalan
Berikut ini adalah jadwal pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.
a.       Kegiatan Siklus I
1)      Persiapan                        : 9 Januari 2017
2)      Pelaksanaan                    : 11 januari 2017
3)      Refleksi                          : 12 Januari 2017
b.      Kegiatan Siklus II
1)      Persiapan                        : 13 Januari 2017
2)      Pelaksanaan                    : 13 Januari 2017
3)      Refleksi                          : 14 Januari 2017








Daftar Pustaka
2.       http://fitririanii.blogspot.co.id/search?updated-min=2017-01
4.       Tafsir, Ahmad. 1995. Metodologi Pengajaran Al-Qur’an Islam. Bandung: Rosdakarya
5.       http://pembelajaranalquran.wordpress.com/2009/08/26/varias-variasi-metode-belajar-al-quran-menciptakan-pembelajaran-al-quran-yang-memudahkan/ (tanggal 5 Juni 2011)
6.       DEPAG RI, Terjemahannya Bab I, (Surabaya: Surya Cipta Aksara, 1993), hlm. 16
7.       Lihat: http://smacepiring.wordpress.com/2008/03/10/beda-strategi-model-pendekatan-metode-dan-teknik-pembelajaran/ (tanggal 21 Juni 2011)
8.       lib.uin-malang.ac.id/files/thesis/abstract/04110173.ps (tanggal 20 Juni 2011)