Allâh Ta'âlâ berfirman,
وَجَاءَ مِنْ أَقْصَى الْمَدِينَةِ رَجُلٌ يَسْعَىٰ
قَالَ يَا قَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِينَ
{Dan datanglah dari ujung kota, seorang
laki-laki dengan bergegas-gegas ia berkata: "Hai kaumku, ikutilah
utusan-utusan itu".} [QS. Yâsîn : 20]
» Qultu: Seseorang yang tidak disebutkan
namanya, namun amalnya tetap abadi. Tidaklah penting siapa engkau, yang
terpenting adalah apa yang telah engkau lakukan untuk ummat.
Disebutkan dalam kitâb Ta'thîrul Anfâs min
Hadîtsil Ikhlâsh hlm. 274:
كان العلماء إذا علموا عملوا، فإن عملوا شغلوا،
فإن شغلوا فُقِدوا طُلِبوا، فإن طُلِبوا هربوا
"Adalah para 'Ulamâ jika mereka telah
memiliki ilmu mereka beramal, dan jika mereka telah beramal mereka sibuk, dan
jika telah sibuk mereka menghilang, dan ketika mereka menghilang mereka dicari,
dan ketika mereka dicari mereka lari."
Ibnu Mas'ûd -radhiyAllâhu 'anhu- berkata,
كونوا ينابيع العلم مصابيح الهدى، أحلاس البيوت
سرج الليل جدد القلوب خلقان الثياب، تعرفون في أهل السماء وتخفون في أهل الأرض
"Jadilah kalian itu mata air ilmu dan
lentera petunjuk! Diamlah di rumahmu dan jadilah seperti lampu pada malam hari,
bebaskan hati, pakailah pakaian usang, maka kalian akan dikenal oleh penduduk
langit dan tidak dikenal di antara penduduk bumi." [Ta'thîrul Anfâs min
Hadîtsil Ikhlâsh, hlm. 275]
Ayyûb as-Sikhtiyâniy berkata,
والله ما صدق الله عبد إلا سره أن لا يشعر بمكانه
"Wallâhi, sorang hamba sama sekali
tidaklah jujur kepada Allâh jika keinginannya hanya ingin mencari ketenaran."
وعن إبراهيم النخعي والحسن قالا: كفى بالمرء شرا
أن يشار إليه بالأصابع في دين أو دنيا إلا من عصم الله؛ التقوى ها هنا يومئ إلى صدره
ثلاث مرات
Dari Ibrâhîm an-Nakha'iy dan al-Hasan
keduanya berkata,
"Sudah cukup disebut keburukan jika
seseorang ditunjuk dalam hal agama atau dunianya (yaitu dari ketenaran),
kecuali dia yang Allâh telah lindungi. Taqwâ itu terletak di sini," dan
dia menunjuk ke dadanya tiga kali.
Abu Bakr ibn 'Ayyâsy berkata,
ﺃﺩﻧﻰ ﻧﻔﻊ اﻟﺴﻜﻮﺕ اﻟﺴﻼﻣﺔ ﻭﻛﻔﻰ ﺑﺎﻟﺴﻼﻣﺔ ﻋﺎﻓﻴﺔ،
ﻭﺃﺩﻧﻰ ﺿﺮﺭ اﻟﻨﻄﻖ اﻟﺸﻬﺮﺓ ﻭﻛﻔﻰ ﺑﺎﻟﺸﻬﺮﺓ ﺑﻠﻴﺔ.
"Manfaat diam minimalnya adalah
keselamatan, dan cukuplah keselamatan sebagai kenikmatan, sedangkan bahaya
bicara minimalnya adalah ketenaran, dan cukuplah ketenaran sebagai
bencana." [Tahdzîbul Hilyah 3/81]
'Abdullâh ibnul Mubârak -rahimahullâh-
berkata,
قال لي سفيان: إياك والشهرة، فما أتيت أحدا إلا
وقد نهاني عن الشهرة
Berkata kepadaku Sufyân:
"Berhati-hatilah engkau dari popularitas. Karena tidaklah aku menjumpai
seorangpun kecuali melarangku dari ketenaran." [Hilyatul Awliyâ' 7/23]
Al-Imâm Ahmad -rahimahullâh- berkata,
طوبى لمن أخمل عز وجل ذكره
"Beruntung sekali orang yang Allâh
buat ia tidak dikenal.”
Beliau juga berkata,
أشتهي
مكانا لا يكون فيه أحد من الناس
"Aku lebih senang jika aku berada pada
tempat yang tidak ada siapa-siapa.”
[Ta'thîrul Anfâs, hlm. 278]
Fudhayl ibnu 'Iyâdh -rahimahullâh- berkata,
يا عبد الله اخف مكانك، واحفظ لسانك، وستغفر لذنبك
وللمؤمنين والمؤمنات كما أمرك
"Wahai hamba Allâh, sembunyikan
kedudukanmu, jagalah lisanmu, meminta ampunlah akan dosamu dan juga untuk
orang-orang Mu'min laki-laki dan perempuan, sebagaimana telah diperintahkan
padamu." [Tahdzîbul Hilyah, 3/16]
Beliau juga berkata,
صبر قليل، ونعيم طويل، وعجلة قليلة، وندامة طويلة،
رحم الله عبدا أخمل ذكره، وبكى على خطيئته قبل أن يرتهن بعمله.
"Shabar itu singkat, namun
keni'matannya lama. Tergesa-gesa itu singkat, namun penyesalannya lama. Semoga
Allâh merahmati seorang hamba yang tidak ingin dirinya dikenal, dan menangisi
dosa-dosanya sebelum ia bergantung dengan amalnya." [Tahdzîbul Hilyah,
3/28]
هذا والله تعالى أعلم
✍️ Pecinta thalabatul 'ilmi dan 'ulamâ,
Abû Mu'âdz al-Jâwiy
━═══◎▪️◎═══━
Tidak ada komentar:
Posting Komentar