Istilah “hijrah” menjadi lebih populer di
zaman ini. Hijrah yang dimaksudkan yaitu mulai kembali kepada kehidupan
beragama, berusaha mematuhi perintah Allah, menjauhi larangan-Nya dan berusaha
menjadi lebih baik, karena sebelumnya tidak terlalu peduli atau sangat tidak
peduli dengan aturan agama. Istilah ini dibenarkan, karena Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa orang yang berhijrah (muhajir) adalah orang
yang meninggalkan larangan Allah dan kembali kepada Allah dan agamanya.
Rasullullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda,
ﻭَﺍﻟْﻤُﻬَﺎﺟِﺮُ ﻣَﻦْ ﻫَﺠَﺮَ ﻣَﺎ ﻧَﻬَﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪ
”Dan Al-Muhaajir (orang yang berhijrah)
adalah orang yang meninggalkan larangan Allah”. [1]
Sangat membuat kita sedih, ketika ada
sebagian saudara kita yang “hijrahnya gagal” yaitu tidak istiqamah di atas
agama, kembali lagi ke dunia kelamnya yang dahulu dan kembali melanggar
larangan Allah.
Berikut kiat-kiat agar “hijrah tidak gagal”
dan dapat istiqamah di jalan agama:
1. Berniat ikhlas ketika hijrah
Hijrah bukan karena tendensi dunia atau
kepentingan dunia tetapi ikhlas karena Allah. Seseorang akan mendapatkan sesuai
dengan apa yang diniatkannya dan sesuai dengan niat hijrahnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda,
ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺍْﻷَﻋْﻤَﺎﻝُ ﺑِﺎﻟﻨِّﻴَّﺎﺕِ ﻭَﺇِﻧَّﻤَﺎ
ﻟِﻜُﻞِّ ﺍﻣْﺮِﺉٍ ﻣَﺎ ﻧَﻮَﻯ . ﻓَﻤَﻦْ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻫِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟِﻪِ ﻓَﻬِﺠْﺮَﺗُﻪُ
ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟِﻪِ، ﻭَﻣَﻦْ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻫِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﻟِﺪُﻧْﻴَﺎ ﻳُﺼِﻴْﺒُﻬَﺎ ﺃَﻭْ ﺍﻣْﺮَﺃَﺓٍ
ﻳَﻨْﻜِﺤُﻬَﺎ ﻓَﻬِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﻣَﺎ ﻫَﺎﺟَﺮَ ﺇِﻟَﻴْﻪِ
“Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung
niatnya. Dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.
Maka barangsiapa hijrahnya kepada Allah dan rasul-Nya, maka hijrahnya kepada
Allah dan rasul-Nya. Dan barangsiapa hijrahnya karena dunia yang ingin ia
dapatkan atau mendapatkan wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya kepada
apa yang ia inginkan itu.” [2]
Bahkan kita tetap harus meluruskan niat
ketika telah hijrah agar tetap istiqamah, karena yang namanya hati sering
berubah-ubah dan mudah berubah niatnya. Niat dan ikhlas adalah perkara yang
berat untuk dijaga agar istiqamah dan sangat membutuhkan pertolongan Allah.
Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah berkata,
ما عالجت شيئا أشد علي من نيتي ؛ لأنها تتقلب
علي
“Tidaklah aku berusaha untuk mengobati
sesuatu yang lebih berat daripada meluruskan niatku, karena niat itu senantiasa
berbolak-balik” [3]
2. Menguatkan fondasi dasar tauhid dan
akidah yang kuat dengan mengilmui dan memahami makna syahadat dengan baik dan
benar
Syahadat adalah dasar dalam agama. Kalimat
ini tidak sekedar diucapkan akan tetapi kalimat ini mengandung makna yang
sangat mendalam dan perlu dipelajari lebih mendalam. Allah menjelaskan dalam
Al-Quran bahwa kalimat syahadat akan meneguhkan seorang muslim untuk kehidupan
dunia dan akhirat jika benar-benar mengilmui dan mengamalkannya.
Allah Ta’ala berfirman,
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ
الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ
وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang
beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat;
dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan Allah memperbuat apa yang Dia
kehendaki” (QS. Ibrahim: 27).
Maksud dari “Allah meneguhkan orang-orang
yang beriman dengan ucapan yang teguh…” sebagaimana dalam hadits berikut.
الْمُسْلِمُ إِذَا سُئِلَ فِى الْقَبْرِ يَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ، فَذَلِكَ قَوْلُهُ
( يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِى الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
وَفِى الآخِرَةِ )
“Jika seorang muslim ditanya di dalam
kubur, lalu ia berikrar bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain
Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, maka inilah tafsir ayat: ‘Allah
meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam
kehidupan di dunia dan di akhirat’” (HR. Bukhari dan Muslim).
3.Segera mencari lingkungan yang baik dan
sahabat yang shalih
Ini adalah salah satu kunci utama sukses
hijrah, yaitu memiliki teman dan sahabat yang membantu untuk dekat kepada Allah
dan saling menasehati serta saling mengingatkan. Hendaknya kita selalu
berkumpul bersama sahabat yang shalih dan baik akhlaknya.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (jujur)” (QS.
At-Taubah: 119).
Agama seseorang itu sebagaimana agama teman
dan sahabatnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ
كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ ، وَكِيرِ الْحَدَّادِ ، لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ
إِمَّا تَشْتَرِيهِ ، أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ ، وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ
أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً
“Seseorang yang duduk (berteman) dengan
orang shalih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik
minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya,
engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan
pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar,
minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.” [4]
Perlu diperhatikan bahwa hati manusia
lemah, apalagi ketika sendiri. Perlu dukungan, saling menasehati antar sesama.
Selevel Nabi Musa ‘alaihissalam saja memohon kepada Allah agar mempunyai teman
seperjuangan yang bisa membantunya dan membenarkan perkataannya, yaitu Nabi
Harun ‘alaihissalam. Beliau berkata dalam Al-Quran,
وَأَخِي هَارُونُ هُوَ أَفْصَحُ مِنِّي لِسَاناً
فَأَرْسِلْهُ مَعِيَ رِدْءاً يُصَدِّقُنِي إِنِّي أَخَافُ أَن يُكَذِّبُونِ
“Dan saudaraku Harun dia lebih fasih
lidahnya daripadaku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk
membenarkan (perkataan)ku; sesungguhnya aku khawatir mereka akan mendustakanku”
(QS. Al-Qashash: 34).
Mereka yang “gagal hijrah” bisa jadi
disebabkan karena masih sering berkumpul dan bersahabat dekat dengan
teman-teman yang banyak melanggar larangan Allah.
4. Mempelajari Al-Quran dan mengamalkannya
Tentu saja, karena Al-Quran adalah petunjuk
bagi kehidupan di dunia agar selamat dunia dan akhirat. Sebagaimana seseorang
yang hendak pergi ke suatu tempat, tentu perlu petunjuk dan arahan berupa peta
dan penunjuk jalan semisalnya. Jika tidak menggunakan peta dan tidak ada orang
yang memberi petunjuk, tentu akan tersesat dan tidak akan sampai ke tempat
tujuan. Apalagi ternyata ia tidak tahu bagaimana cara membaca peta, tidak tahu
cara menggunakan petunjuk yang ada serta tidak ada penunjuk jalan, tentu tidak
akan sampai dan selamat.
Allah menurunkan Al-Quran untuk meneguhkan
hati orang yang beriman dan sebagai petunjuk. Membacanya juga dapat memberikan
kekuatan serta kemudahan dalam beramal shalih dan berakhlak mulia dengan izin
Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ نَزَّلَهُ رُوحُ الْقُدُسِ مِنْ رَبِّكَ
بِالْحَقِّ لِيُثَبِّتَ الَّذِينَ آمَنُوا وَهُدًى وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ
“Katakanlah: ‘Ruhul Qudus (Jibril)
menurunkan Al-Quran itu dari Rabbmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati)
orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi
orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)’” (QS. An-Nahl: 102).
Allah Ta’ala juga berfirman,
هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ
“Al-Quran itu adalah petunjuk dan penawar
bagi orang-orang yang beriman” (QS. Fushilat: 44).
5. Berusaha tetap terus beramal walaupun
sedikit
Ini adalah kuncinya, yaitu tetap beramal
sebagai buah ilmu. Amal adalah tujuan kita berilmu, bukan sekedar wawasan saja,
karenanya kita diperintahkan tetap terus beramal meskipun sedikit dan ini
adalah hal yang paling dicintai oleh Allah.
Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam
bersabda,
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا
وَإِنْ قَلَّ
“Amalan yang paling dicintai oleh Allah
Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” [5]
Beramal yang banyak dan terlalu semangat
juga kurang baik, apalagi tanpa ada ilmu di dalam amal tersebut, sehingga
nampakanya seperti semangat di awal saja tetapi setelahnya kendur bahkan sudah
tidak beramal lagi.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash
radhiyallahu ‘anhuma, ia mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam berkata padanya,
يَا عَبْدَ اللَّهِ ، لاَ تَكُنْ مِثْلَ فُلاَنٍ
، كَانَ يَقُومُ اللَّيْلَ فَتَرَكَ قِيَامَ اللَّيْلِ
“Wahai ‘Abdullah, janganlah engkau seperti
si fulan. Dulu dia biasa mengerjakan shalat malam, namun sekarang dia tidak
mengerjakannya lagi.” [6]
6. Sering berdoa dan memohon keistiqmahan
dan keikhlasan
Tentunya tidak lupa kita berdoa agar bisa
tetap istiqamah beramal dan beribadah sampai menemui kematian
Allah Ta’ala berfirman,
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
“Dan sembahlah Rabbmu sampai datang
kepadamu al-yaqin (yakni ajal)” (QS. Al-Hijr: 99).
Doa berikut ini sebaiknya sering kita
ucapkan dan sudah selayaknya kita hafalkan.
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا
وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
‘Rabbanaa Laa Tuzigh Quluubanaa Ba’da Idz
Hadaitanaa wa Hab Lanaa Min-Ladunka Rahmatan, innaka Antal-Wahhaab’
“Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan
hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami,
dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya
Engkau-lah Dzat yang Maha Pemberi (karunia)” (QS. Ali Imran: 8).
Dan doa ini,
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى
دِينِكَ
‘Ya Muqallibal Quluubi Tsabbit Qalbiy ‘Alaa
Diinika’.
“Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan
hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.” [7]
Dan masih banyak doa yang lainnya.
Tidak lupa pula kita selalu berusaha dan
berdoa agar kita ikhlas dalam beribadah dan beramal. Ikhlas hanya untuk Allah
semata serta jauh dari riya, mengharapkan pujian manusia dan tendensi dunia.
Semoga kita selalu diberikan keikhlasan dan
keistiqamahan dalam beramal.
Artikel: Muslim.or.id
Catatan kaki:
[1] HR. Bukhari dan Muslim
[2] HR. Bukhari dan Muslim
[3] Jami’ Al-‘ulum wal hikam hal.18, Darul
Aqidah, Koiro, cet. I, 1422 H
[4] HR. Bukhari
[5] HR. Muslim
[6] HR. Bukhari dan Muslim
[7] HR. At-Tirmidzi no. 3522, Lihat Shahih
Sunan At-Tirmidzi no. 2792
Tidak ada komentar:
Posting Komentar